Semuanya sama,

bila mana kita lolong pada dunia betapa kita ditidak-adilkan,
berhenti--
dan toleh ke belakang.

kita juga sedang menidak-adilkan seseorang
yang juga sedang melolong pada dunia.

what i'm saying is this--
as much as we hate to admit--
kita semua pendosa.

soalnya :
berapa ramai yang berani toleh pada mereka
yang KITA kejami
dan kata,
"demit. pada engkau--aku mencelaka. maaf untuk ke sekian kalinya."

instead--
kita lebih mahu memilih untuk--
melaung--
melolong--
dan menggaung :

"aku mangsa."

-Fynn Jamal.

No comments: